Selasa, 30 Juli 2013

VerVal NUPTK di Padamu Negeri : Informasi Edit NPSN

Admin Pusat BPSDMPK-PMP 2013 di layanan Padamu Negeri telah menghimbau kepada para operator sekolah untuk memastikan bahwa mereka telah dan harus mendapatkan surat akun aktivasi dari Dinas Pendidikan Kab/Kota masing-masing. Surat akun aktivasi didasarkan kepada "NAMA SEKOLAH", bukan berdasarkan SIAPID ataupun NPSN yang tertulis di surat tersebut. Admin Pusat BPSDMPK-PMP 2013 menyatakan bahwa ada kemungkinan terdapat ketidaksesuaian kode SIAPID dengan NPSN terbaru di Sekolah masing-masing.

Hal ini terjadi karena kode NPSN pada data NUPTK yang digunakan sekarang ini dan SIAPID Akun Sekolah bersumber dari NPSN versi lama (dari dapodik.org). Hal ini terjadi karena kondisi pada saat verval NUPTK di tahun sebelumnya (2012) masih menggunakan sumber NPSN versi lama.

Admin Pusat BPSDMPK-PMP 2013 akan memfasilitasi bagi Admin Sekolah (operator sekolah) untuk dapat mengubah info kode NPSN terbaru sesuai rilis dari PDSP (http://refsp.data.kemdikbud.go.id/) melalui aplikasi SIAP PADAMU yaitu melalui menu Kelola Sekolah > Profil Sekolah. Perhatikan gambar berikut ini:
Edit NPSN Sekolah di Padamu Negeri
Edit NPSN Sekolah di Padamu Negeri

Apabila telah dilakukan perubahan info kode NPSN tersebut, maka secara otomatis akan mengubah data NPSN dari setiap NUPTK yang berkorelasi dengan Sekolah masing-masing.

Kumpulan FAQ (Pertanyaan-Pertanyaan)

Pertanyaan-Pertanyaan yang sering diajukan berkaitan dengan adanya perbedaan NPSN ini antara lain:

1. Apakah terjadi perubahan NPSN? Setelah operator sekolah melakukan cek ke http://refsp.data.kemdikbud.go.id/ ternyata NPSN-nya sama saja. Jadi maksudnya apa?

Jawab:
Jika tidak ada perubahan (perbedaan) NPSN di http://refsp.data.kemdikbud.go.id/ dengan NPSN yang tertera di surat aktivasi akun, maka operator sekolah tidak perlu melakukan edit NPSN ini.

2. Bagaimana cara membetulkan Nama Sekolah? Sekolah kami mempunyai NPSN 20510XXX, dan tertulis SDN Ramawijawa, seharusnya SDN 3 Ramawijaya. Mohon pencerahannya, terima kasih.

Jawab:
Perbaikan Nama Sekolah harus dilakukan oleh Operator Dinas Pendidikan Kab/Kota setempat.

3. Operator sekolah kami sudah mengganti (edit) NPSN, tetapi mengapa pada saat mengunduh (download) formulir A03 tetap saja NPSN-nya tidak terverifikasi?

Jawab:
Bagi PTK yang mendapat formulir A03 harap lakukan proses verifikasi NPSN di Admin Dinas terlebih dahulu.

4. Kalau untuk data guru dan PTK yang NPSN-nya belum muncul, bagaimana cara melakukan updatenya? Di sekolah kami ada 2 orang PTK yang mempunyai masalah seperti ini sementara PTK yang lain sudah OK. Mohon infonya, terima kasih.

Jawab:
Silahkan mengikuti prosedur sebagaimana tertulis di fomulri A03 dari PTK bersangkutan (PTK yang NPSN-nya belum muncul ini).

==
Informasi tentang VerVal NUPTK di situs Padamu Negeri terkait Edit NPSN ini disarikan dari https://www.facebook.com/Padamu.Negeri.Indonesiaku oleh blog Penelitian Tindakan Kelas dan Model-Model Pembelajaran. Semoga bermanfaat.


Anda mungkin juga ingin membaca:
Informasi terbaru seputar VerVal NUPTK (update: 10 Juli 2013)
VerVal NUPTK: Daftar 56 Pertanyaan EDS (Evaluasi Diri PTK/Guru)
Syarat-Syarat dan Cara Pengajuan NUPTK Baru Di Situs Padamu Negeri Kemdikbud
Pertanyaan-Pertanyaaan Seputar VerVal NUPTK dan Solusinya: Update 4 Juni 2013
Cara Aktivasi Akun Operator Sekolah di Padamu Negeri
Wajib VerVal NUPTK di Padamu Negeri

Senin, 29 Juli 2013

Cara Terbaru dan Mudah Download File Secara Gratis di Scribd.Com

Lagi bingung mau download file di situs Scribd.com padahal file tersebut sangat dibutuhkan? Wah.. itu sih saya banget dulu..ha..ha.... Nah, setelah tahu caranya, ternyata download file di scribd[dot]com itu mudah sekali. Baiklah tanpa basa-basi lagi, blog penelitian tindakan kelas dan model-model pembelajaran akan membagi caranya untuk anda. Mari disimak.
cara download file di scribd dot com
Scribd.com

Syarat untuk Dapat Mendownload File Secara Gratis di Scribd.com

Ada 2 syarat yang harus dipenuhi bila kita ingin mendownload file secara gratis di scribd.com, yaitu:
  1. Punya akun (harus mendaftar atau sign up dulu dan dalam posisi login).
  2. Harus mengupload 1 file terlebih dahulu.
Jadi, kalau kita ingin mendownload file di scribd kita terlebih dahulu harus melakukan sign up terlebih dahulu (jika anda belum punya akun di situs ini). Apabila anda sudah punya, tinggal login saja. Kemudian, setelah itu, scribd ini ternyata cerdas juga, kita harus memberi sesuatu kepada mereka sebelum kita dapat meminta sesuatu dari mereka, yaitu dengan harus terlebih dahulu mengupload sebuah file untuk mereka.

Cara Mendaftar / Sign Up / Membuat Akun di Scribd.Com

Cara mendaftar atau sign up di scribd.com mudah saja, yaitu:
  1. Buka halaman http://scribd.com
  2. Perhatikan bagian atas pojok kanan halaman yang terbuka, ada tulisan kecil untuk sign up (terletak di bawah tulisan log in). Klik sign up.
  3. Selanjutnya anda akan dibawa ke jendela pop up untuk mengisi data berupa alamat email (email adress), nama pengguna yang anda inginkan (username), dan kata kunci (password). 
  4. Klik tombol Sign Up yang terdapat di bagian bawah formulir jendela pop up tersebut.
  5. Ta..raaaaa.... Anda telah terdaftar sebagai pengguna Scribd.com dan siap untuk langkah selanjutnya: Mengupload File.

Cara Mengupload File di Scribd.Com

Berikutnya, sebelum dapat mendownload file yang anda inginkan secara gratis, maka anda harus melakukan upload file. File yang diupload dalam bentuk dokumen, bisa pdf, ms word, dan lainnya. Berikut langkah-langkahnya:
  1. Pada halaman http://scribd.com dan dalam posisi log in, perhatikan bagian atas pojok kanan. Ada tombol UPLOAD. Silakan di klik.
  2. Akan muncul halaman baru START UPLOADING, silakan di klik tombol bertulisan start uploading tersebut.
  3. Berikutnya akan terbuka jendela pop up, di mana kita bisa memilih file dokumen yang akan kita upload ke scribd.com. Pilih dokumen, lalu klik tombol SAVE di pojok kanan bawah jendela pop up tersebut.
  4. Tunggu beberapa saat sampai file dokumen anda terupload. Saat menunggu file terupload ini, anda bisa mengganti nama file dokumen tersebut dan menambahkan deskripsi dokumen tersebut sehingga memudahkan pencariannya oleh orang lain yang mungkin membutuhkan.
  5. Bila file terupload 100%, anda lanjutkan dengan mengklik tulisan SAVE AND CONTINUE yang ada di bagian pojok kanan bawah halaman.
  6. Nah, sekarang anda boleh mendownload file secara gratis di Scribd.Com.

Cara Mendownload File yang Anda Inginkan Di Scribd.Com

Oke, anda sudah memenuhi persyaratan yang diinginkan oleh scribd.com, yaitu sign up/log in dan telah mengupload file, sekarang silakan ambil hak anda. Caranya adalah sebagai berikut.
  1. Ketik nama file/dokumen pada kotak pencarian dokumen (search) yang ada di bagian atas sebelah kanan halaman scribd.com, atau buka kembali halaman scribd.com yang memuat file yang tadi anda ingin download (yang mungkin anda peroleh lewat pencarian di mesin google) dengan mempastekannya di bagian adress bar.
  2. Tunggu sampai halaman preview dokumen terbuka dengan baik (selesai).
  3. Klik tombol DOWNLOAD yang ada di bagian atas pojok kiri dokumen yang anda inginkan.
  4. Tunggu hingga proses download selesai.
  5. Ta....raaaa...... dokumen itu telah anda miliki secara gratis.

Informasi Tambahan Mengenai Scribd.Com

Scribd.com adalah adalah sebuah perpustakaan digital (digital library) di mana penggunanya dapat mempublikasikan (berbagi), mencari, dan membaca dokumen-dokumen atau ebook-ebook dari berbagai jenis (varian) baik melalui web browser maupun mobile device. Jutaan ebook dan dokumen telah disimpan di situs ini yang diupload dan didownload oleh penggunanya yang berasal dari lebih 200 negara dengan lebih dari 90 bahasa,  100 juta lebih dokumen dibaca penggunanya setiap bulan, dan kini telah terdapat lebih dari 30 juta judul. Di scribd.com sebenarnya anda juga dapat menghasilkan uang bila anda ingin menjual ebook atau dokumen melalui scribd.com. Dan dengan adanya social connection (anda dapat mengikuti atau diikuti oleh pengguna lain), maka menjual ebook di scribd.com sangatlah mungkin.

Demikian informasi (tutorial) cara mendownload file secara gratis di scribd.com dari blog penelitian tindakan kelas. Semoga bermanfaat.


Minggu, 28 Juli 2013

Pengumuman Daftar Peserta Sertifikasi Guru 2013

Mungkin bapak/ibu beberapa waktu yang lalu termasuk di dalam daftar calon peserta sertifikasi guru tahun 2013. Bapak dan ibu guru mungkin telah mengikuti UKA 2012 ataupun UKG online 2013 beberapa waktu lalu. Kemudian ketika Bapak/Ibu termasuk namanya ke dalam daftar calon peserta sertifikasi 2013 dan melakukan pemberkasan (melengkapi berbagai persyaratan yang diminta secara administratif), kemudian diverifikasi ulang, maka tentulah bapak/ibu guru penasaran APAKAH BAPAK/IBU TERMASUK KE DALAM DAFTAR PESERTA (BUKAN LAGI CALON) SERTIFIKASI 2013 yang akan mengikuti PLPG 2013 ini di rayon pelaksana PLPG masing-masing wilayah? Nah, tulisan di blog PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dan Model-Model Pembelajaran kali ini akan mengulas tentang Daftar Peserta Sertifikasi Guru 2013 yang baru saja dirilis secara resmi oleh BPSDMP dan PMP, Pusat Pengembangan Profesi Pendidik Kementerian Pendidikan Nasional.

Kapan PLPG 2013 untuk Sertifikasi Guru Dilaksanakan?

Sebagai informasi tambahan, PLPG 2013 mulai digelar pada bulan Agustus mendatang, jadwal tepatnya ditentukan oleh masing-masing LPTK penyelenggara PLPG di rayon masing-masing. Lama pelatihan efektif 9 hari dengan pola 90 jam pelajaran. Jadi, bersiaplah fisik dan mental mulai dari sekarang, karena PLPG cukup menguras waktu, tenaga dan pikiran.
daftar peserta sertifikasi guru 2013
cara cek daftar peserta sertifikasi guru 2013 yang lulus verifikasi

Cara Cek Daftar Peserta Sertifikasi Guru 2013

Adapun untuk mengecek apakah bapak/ibu termasuk ke dalam daftar peserta sertifikasi guru 2013 dapat dilakukan: (1) secara kolektif per kabupaten/kota; (2) secara individual dengan menggunakan nomor NUPTK masing-masing. Berikut cara/langkah-langkah mencek daftar peserta sertifikasi guru 2013:

1. Cara Cek Daftar Peserta Sertifikasi Guru 2013 Secara Kolektif Per Kabupaten/Kota

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
  1. Buka halaman resmi informasi sertifikasi guru 2013 di http://sergur.kemdiknas.go.id/sg13/
  2. Perhatikan pojok kanan atas halaman yang telah terbuka
  3. Klik KRITERIA yang disimbolkan dengan lambang KERTAS DAN PENSIL
  4. Akan muncul form pilihan berupa 2 buah kotak kecil untuk memilih PROVINSI dan KAB/KOTA di mana bapak/ibu guru mengajar pada bagian atas sebelah kiri halaman.
  5. Klik tanda segitiga hitam diujung form pilihan, sorot PROVINSI yang sesuai dengan lokasi sekolah bapak/ibu mengajar. Lanjutkan dengan cara yang sama untuk memilih KABUPATEN/KOTA yang sesuai dengan lokasi sekolah bapak/ibu.
  6. Klik TAMPILKAN
  7. Maka akan muncul Daftar Nama Peserta Sertifikasi Guru 2013 berdasarkan propinsi dan kabupaten yang bapak/ibu pilih. Daftar nama peserta ini terdiri dari beberapa halaman, (satu halaman berisi 20 orang peserta sertifikasi guru 2013). Bila nama bapak/ibu tidak terdapat pada halaman 1, lanjutkan pencarian ke halaman 2, 3, dst. dengan cara mengklik nomor halaman yang tertera di kiri atas tabel daftar peserta tersebut.

2. Cara Cek Daftar Peserta Sertifikasi Guru 2013 Secara Individual dengan NUPTK

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
  1. Buka halaman resmi informasi sertifikasi guru 2013 di http://sergur.kemdiknas.go.id/sg13/
  2. Perhatikan pojok kanan atas halaman yang telah terbuka
  3. Klik PENCARIAN yang disimbolkan dengan lambang KACA PEMBESAR/LUP
  4. Akan terbuka form pencarian berupa kotak kecil di bagian atas sebelah kiri halaman
  5. Isikan 16 digit NUPTK bapak/ibu guru di kotak pencarian
  6. Klik tombol KACA PEMBESAR/LUP yang ada di samping kotak form isian NUPTK
  7. Bila bapak/ibu memang masuk ke dalam daftar peserta sertifikasi guru 2013, maka akan terbuka halaman yang memuat data pribadi bapak/ibu lengkap dengan nomor peserta sertifikasi guru bapak/ibu serta rayon di mana bapak/ibu nantinya akan mengikuti PLPG.

Makna Angka-Angka (14 Digit) Pada Nomor Sertifikasi Guru

Sebagai peserta sertifikasi guru 2013, bapak dan ibu telah diberikan nomor peserta yang terdiri dari 14 digit. Baca apa makna dari digit-digit pada nomor peserta sertifikasi guru tahun 2013 milik bapak/ibu di sini.

Demikian informasi mengenai Daftar Peserta Sertifikasi Guru 2013 yang telah Diverifikasi dan resmi akan mengikuti PLPG 2013. Semoga informasi dari blog Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Model-Model Pembelajaran ini bermanfaat buat anda. Salam.

Sabtu, 27 Juli 2013

Pendekatan Scientific (Ilmiah): Esensi dan Karakteristik dalam Kurikulum 2013

Melanjutkan tulisan sebelumnya mengenai pendekatan scientific (pendekatan ilmiah) yang digunakan dalam pembelajaran di Kurikulum 2013, berikut ini blog penelitian tindakan kelas akan menyajikan esensi pendekatan ilmiah (scientific), perbandingan pendekatan ilmiah dengan non ilmiah, serta karakteristik-karakteristik pendekatan ilmiah (scientific) tersebut. Mari kita simak.

A. Esensi Pendekatan Ilmiah (Pendekatan Scientific) 

Pada hakikatnya, sebuah proses  pembelajaran yang dilakukan di kelas-kelas bisa kita dipadankan  sebagai sebuah proses  ilmiah. Oleh sebab itulah, dalam Kurikulum  2013 diamanatkan tentang apa sebenarnya esensi dari pendekatan saintifik pada kegiatan pembelajaran. Ada sebuah keyakinan bahwa pendekatan  ilmiah merupakan sebentuk titian  emas  perkembangan  dan  pengembangan  sikap (ranah afektif),  keterampilan (ranah psikomotorik), dan  pengetahuan (ranah kognitif) siswa.
Penalaran induktif dan penalaran deduktif
Penalaran induktif dan penalaran deduktif

Pada suatu pendekatan yang dilakukan  atau  proses  kerja  yang  memenuhi  kriteria  ilmiah,  para  saintis lebih mementingkan penggunaan pelararan  induktif  (inductive  reasoning) daripada penggunaan penalaran deduktif  (deductive reasoning). Penalaran  deduktif adalah bentuk penalaran yang mencoba melihat  fenomena-fenomena  umum  untuk  kemudian membuat sebuah simpulan yang khusus. Penalaran induktif (inductive reasoning) adalah kebalikannya. Penalaran induktif justru memandang  fenomena-fenomena  atau  situasi-situasi yang khusus lalu berikutnya membuat sebuah simpulan  secara keseluruhan (umum). Esensinya, pada penggunaan penalaran  induktif, bukti-bukti khusus (spesifik) ditempatkan ke dalam suatu relasi (hubungan) gagasan/ide yang lebih luas (umum). Sedangkan metode  ilmiah pada umumnya meletakkan  fenomena-fenomena  unik  dengan  kajian  khusus/spesifik dan  detail lalu setelah itu kemudian merumuskan sebuah simpulan yang bersifat umum.

Metode  ilmiah  adalah sebuah metode yang merujuk  pada  teknik-teknik  penyelidikan terhadap suatu  atau  beberapa fenomena atau gejala,  memperoleh  pengetahuan  baru,  atau  mengoreksi  dan  memadukan  pengetahuan sebelumnya.  Agar dapat dikatakan sebagai metode yang bersifat ilmiah, maka sebuah metode  penyelidikan/inkuiri/pencarian (method  of  inquiry)  haruslah  didasarkan pada  bukti-bukti  dari  objek  yang  dapat  diobservasi,  empiris,  dan  terukur  dengan  prinsip-prinsip penalaran  yang  spesifik. Oleh sebab itulah metode  ilmiah  umumnya  memuat  serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis. Untuk lebih jelas mengenai Metode Ilmiah dan Langkah-Langkah Metode Ilmiah silakan di baca di sini. Dan untuk Langkah-Langkah Penelitian Ilmiah, di sini.

B. Kriteria-Kriteria Pendekatan Ilmiah dan Nonilmiah dalam Pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran  berbasis  pendekatan  ilmiah mempunyai hasil yang lebih efektif bila  dibandingkan  dengan penggunaan pembelajaran dengan pendekatan  tradidional.  Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada  pembelajaran  tradisional, retensi  informasi  dari  guru  sebesar  10  persen setelah 15 menit  dan  perolehan  pemahaman kontekstual sebesar 25 persen. Pada pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, retensi informasi dari  guru  sebesar  lebih  dari  90  persen  setelah  dua  hari  dan  perolehan  pemahaman  kontekstual sebesar 50-70 persen.

Proses  pembelajaran dengan  berbasis  pendekatan  ilmiah harus  dipandu  dengan  kaidah-kaidah pendekatan  ilmiah. Pendekatan  ini  bercirikan penonjolan  dimensi  pengamatan, penalaran, penemuan,  pengabsahan,  dan  penjelasan  tentang  suatu  kebenaran.  Dengan  demikian,  proses pembelajaran  harus  dilaksanakan  dengan  dipandu  nilai-nilai,  prinsip-prinsip,  atau  kriteria  ilmiah.

Sebuah proses pembelajaran yang digenjot oleh seorang guru di kelasnya akan dapat disebut ilmiah bila proses pembelajaran tersebut memenuhi kriteria-kriteria berikut ini.
  1. Substansi atau materi pembelajaran benar-benar berdasarkan fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan  logika  atau  penalaran  tertentu;  bukan  sebatas  kira-kira,  khayalan,  legenda,  atau dongeng semata.
  2. Penjelasan  guru,  respon  peserta  didik,  dan  interaksi  edukatif  guru-peserta  didik harus terbebas dari  prasangka  yang  serta-merta,  pemikiran  subjektif,  atau  penalaran  yang  menyimpang  dari alur berpikir logis.
  3. Mendorong  dan  menginspirasi  peserta  didik  berpikir  secara  kritis,  analitis,  dan  tepat  dalam mengidentifikasi,  memahami,  memecahkan  masalah,  dan  mengaplikasikan  substansi  atau materi pembelajaran.
  4. Mendorong  dan  menginspirasi  peserta  didik  mampu  berpikir  hipotetik  (membuat dugaan) dalam  melihat perbedaan,  kesamaan,  dan  tautan  satu dengan  yang lain  dari  substansi  atau  materi pembelajaran.
  5. Mendorong  dan  menginspirasi  peserta  didik  mampu  memahami,  menerapkan,  dan mengembangkan  pola  berpikir  yang  rasional  dan  objektif  dalam  merespon  substansi  atau materi pembelajaran.
  6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung-jawabkan.
  7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan menarik sistem penyajiannya.

Kemudian, sebuah proses pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau nilai-nilai nonilmiah yang meliputi intuisi, penggunaan akal sehat yang keliru, prasangka, penemuan melalui coba-coba, dan asal berpikir kritis.

1. Intuisi.

Intuisi sering dimaknai sebagai kecakapan praktis yang kemunculannya bersifat irasional dan individual. Intuisi juga bermakna kemampuan tingkat tinggi yang dimiliki oleh seseorang atas dasar  pengalaman  dan  kecakapannya.  Istilah  ini  sering  juga  dipahami  sebagai  penilaian terhadap sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara cepat dan berjalan dengan sendirinya. Kemampuan intuitif itu biasanya didapat secara cepat tanpa melalui proses panjang dan tanpa disadari. Namun demikian, intuisi sama sekali menafikan dimensi alur pikir yang sistemik.

2. Akal sehat.

Guru dan peserta didik harus menggunakan akal sehat selama proses pembelajaran, karena memang hal itu dapat menunjukan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang benar. Namun  demikian,  jika  guru  dan  peserta  didik  hanya  semata-mata  menggunakan  akal  sehat dapat pula menyesatkanmereka dalam proses dan pencapaian tujuan pembelajaran.

3. Prasangka.

Sikap,  keterampilan,  dan  pengetahuan  yang  diperoleh  semata-mata  atas  dasar  akal  sehat (comon sense) umumnya sangat kuat dipandu kepentingan seseorang (guru, peserta didik, dan sejenisnya) yang menjadi pelakunya. Ketika akal sehat terlalu kuat didomplengi kepentingan pelakunya, seringkali mereka menjeneralisasi hal-hal khusus menjadi terlalu luas. Hal  inilah  yang  menyebabkan  penggunaan  akal  sehat  berubah  menjadi  prasangka  atau pemikiran skeptis. Berpikir skeptis atau prasangka itu memang penting, jika diolah secara baik. Sebaliknya akan berubah menjadi prasangka buruk atau sikap tidak percaya, jika diwarnai oleh kepentingan subjektif guru dan peserta didik.

4. Penemuan coba-coba.

Tindakan  atau  aksi  coba-coba  seringkali  melahirkan  wujud  atau  temuan  yang  bermakna. Namun  demikian,  keterampilan  dan  pengetahuan  yang  ditemukan  dengan  caracoba-coba selalu bersifat tidak terkontrol, tidak memiliki kepastian, dan tidak bersistematika baku. Tentu saja,  tindakan  coba-coba  itu  ada  manfaatnya bahkan  mampu  mendorong kreatifitas.Karena itu,  kalau  memang  tindakan  coba-coba  ini  akan  dilakukan,  harus  diserta  dengan  pencatatan atas setiap tindakan, sampai dengan menemukan kepastian jawaban. Misalnya, seorang peserta didik mencoba meraba-raba tombol-tombol sebuah komputer laptop, tiba-tiba dia kaget komputer laptop itu menyala. Peserta didik pun melihat lambang tombol  yang  menyebabkan  komputer  laptop  itu  menyala  dan  mengulangi  lagi  tindakannya, hingga dia sampai pada kepastian jawaban atas tombol dengan lambang seperti apa yang bisa memastikan bahwa komputer laptop itu bisa menyala. Baca juga tentang trial and error (penemuan coba-coba) di artikel ini.

5. Berpikir kritis.

Kamampuan  berpikir  kritis  itu  ada  pada semua  orang,  khususnya  mereka  yang normal  hingga  jenius.  Secara  akademik diyakini  bahwa  pemikiran  kritis  itu umumnya  dimiliki  oleh  orang  yang bependidikan  tinggi.  Orang  seperti  ini biasanya  pemikirannya  dipercaya  benar oleh  banyak  orang.  Tentu  saja  hasil pemikirannya  itu  tidak  semuanya  benar, karena  bukan  berdasarkan  hasil esperimen  yang  valid  dan  reliabel  karena pendapatnya  itu  hanya  didasari  atas pikiran yang logis semata. Baca tentang 10 Definisi Berpikir Kritis di sini. Contoh-Contoh Berpikir Kritis dapat dibacadi sini. Baca juga 10 Keterampilan Berpikir Kritis Menurut Beyer.

Demikian tulisan tentang esensi dan karakteristik pendekatan scientific (pendekatan ilmiah) yang ditonjolkan penggunaannya dalam proses pembelajaran di kelas pada implementasi Kurikulum 2013 dari blog PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dan Model-Model Pembelajaran.

Sumber: Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013

Kamis, 18 Juli 2013

Beberapa waktu yang lalu di blog Penelitian Tindakan Kelas dan Model-Model Pembelajaran telah disajikan tulisan mengenai apa dan bagaimana pelatihan implementasi kurikulum 2013. Kali ini informasi terkait kurikulum 2013 kita lanjutkan dengan salah satu materi penting dalam pelatihan tersebut tentang salah satu pendekatan pembelajaran yang harus digunakan dalam implementasi kurikulum 2013, yaitu pendekatan scientific (pendekatan ilmiah), mari kita simak.

Konsep Pendekatan Scientific dalam Kurikulum 2013


Pada penerapan (implementasi Kurikulum 2013) di lapangan (baca: sekolah), guru salah satunya harus menggunakan pendekatan ilmiah (scientific), karena pendekatan ini lebih efektif hasilnya dibandingkan pendekatan tradisional.

Kriteria Pendekatan Scientific (Pendekatan Ilmiah)

Lalu bagaimanakah kriteria sebuah pendekatan pembelajaran sehingga dapat dikatakan sebagai pendekatan ilmiah atau pendekatan scientific? Berikut ini tujuah (7) kriteria sebuah pendekatan pembelajaran dapat dikatakan sebagai pembelajaran scientific, yaitu:
  1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
  2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
  3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
  4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
  5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
  6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
  7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

Langkah-Langkah Pembelajaran pada Pendekatan Scientific (Pendekatan Ilmiah)

pendekatan scientific dan 3 ranah yang disentuh
pendekatan scientific dan 3 ranah yang disentuh
Proses pembelajaran yanag mengimplementasikan pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Perhatikan diagram berikut.
Adapun penjelasan dari diagram pendekatan pembelajaran scientific (pendekatan ilmiah) dengan menyentuh ketiga ranah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
  • Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.”
  • Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
  • Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”
  • Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik  (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
  • Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.
  • Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud  meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.
Langkah-langkah pembelajaran scientific meliputi:
Langkah-langkah pendekatan scientific
Langkah-langkah pendekatan scientific

Pada tulisan berikutnya, kita akan lebih dalam mengupas pendekatan scientific ini, jadi silakan tunggu artikel selanjutnya.
Download Presentasi Power Point mengenai Pendekatan Scientific dalam Implementasi Kurikulum 2013
Informasi lainnya tentang implementasi kurikulum 2013 yang dapat anda baca, yaitu:

Demikian informasi terbaru terkait pelatihan dan implementasi kurikulum 2013 yaitu tentang pendekatan scientific dalam penerapan kurikulum 2013 dari blog penelitian tindakan kelas. Semoga bermanfaat.
 

Rabu, 17 Juli 2013

Melanjutkan artikel-artikel tentang teori penelitian, kali ini blog Penelitian Tindakan Kelas dan Model-Model Pembelajaran akan menyuguhkan pemikiran Wina Sanjaya yang merupakan guru besar dalam bidang kurikulum dan pembelajaran di Universitas Pendidikan Indonesia tentang tema atau area penelitian ilmiah di bidang pendidikan. Yuk disimak.

Tema atau Area Penelitian Di Bidang Pendidikan

Menurut Wina Sanjaya dalam bukunya yang berjudul  Penelitian Pendidikan- Jenis, Metode dan Prosedur yang diterbitkan oleh Kencana Prenada Media Group tahun 2013, tema atau area yang dapat digarap pada penelitian pendidikan dapat dilihat dari berbagai aspek yaitu: (1) sistem pendidikan; (2) input; (3) proses; (4) output; (5) tri pusat pendidikan; (6) bidang pendidikan; dan (7) mata pelajaran/bidang studi.

Sistem Pendidikan

Bila dilihat dari aspek yang pertama yaitu sistem pendidikan, maka kita dapat melihat bahwa pendidikan terdiri dari beberapa komponen yang saling berhubungan. Komponen-komponen sistem pendidikan tersebut meliputi input, proses, dan output. Sistem pendidikan sendiri digambarkan sebagai skema berikut:
Skema sistem pendidikan
Skema sistem pendidikan

Input

Jika diurai seperti skema sistem pendidikan, maka tema atau area penelitian dari komponen input sendiri dapat dibedakan menjadi: (1) siswa / mahasiswa / peserta didik; (2) guru / dosen / pengajar; (3) kurikulum yang dipakai; (4) sarana / prasarana / fasilitas pendidikan; (5) lingkungan belajar; (6) dsb.

Proses

Penelitian pendidikan pada area proses dapat dibedakan menjadi tema / area: (1) macam-macam strategi pembelajaran; (2) macam-macam model pembelajaran; (3) macam-macam media pembelajaran; (4) performa guru atau siswa / mahasiswa / peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar; (5) penerapan teori-teori pembelajaran; (6) manajemen dan pengelolaan kelas; (7) dsb.

Output

Adapun penelitian pendidikan pada area output (keluaran) dapat lagi dikelompokkan menjadi penelitian pendidian dalam hal : (1) performa lulusan suatu lembaga pendidikan / sekolah / universitas; (2) kinerja lulusan; (3) kesesuaian kemampuan lulusan dengan kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh lulusan; (4) sistem evaluasi yang digunakan; (5) bermacam-macam alat / instrumen evaluasi; (6) dsb.

Tri Pusat Pendidikan

Secara sudut pandang penyelenggaraan pendidikan, maka penelitian pendidikan dapat dilakukan pada area atau tema: (1) pendidikan informal yaitu pendidikan yang dilakukan di dalam keluarga; (2) pendidikan nonformal, yaitu pendidikan yang penyelenggaraannya dilakukan oleh masyarakat; dan (3) pendidikan formal, yaitu pendidikan persekolahan yang diselenggarakan oleh pemerintah.

Bidang Pendidikan

Apabila kita meninjau penelitian pendidikan berdasarkan bidang-bidang pendidikan itu sendiri, maka kita akan mendapati tema-tema atau area seperti: (1) kurikulum dan pembelajaran; (2) manajemen pendidikan; (3) psikologi pendidikan dan bimbingan konseling; (4) pendidikan luar sekolah; (5) pendidikan khusus; dan (6) pendidikan dasar dan pendidikan lanjutan.

Mata Pelajaran/Bidang Studi

Penelitian pendidikan yang dilakukan bisa pula ditinjau berdasarkan mata pelajaran / bidang studi, misalnya: (1) pendidikan moral dan humaniora; (2) pendidikan IPS dan berbagai turunan / variasinya; (3) pendidikan MIPA dengan berbagai turunan dan variasinya; (4) pendidikan bahasa dengan berbagai variasi dan turunannya; (5) pendidikan olahraga dan kesehatan beserta variasi dan turunannya.

Demikian posting blog Penelitian Tindakan Kelas dan Model-Model Pembelajaran  tentang tema atau area penelitian ilmiah di bidang pendidikan. Semoga bermanfaat.

Penjelasan Tentang Nomor Peserta Sertifikasi Guru 2013

Apa kabar pembaca blog Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Model-ModelPembelajaran? Apakah saat ini anda sedang sibuk mengurusi pemberkasan calon peserta sertfikasi guru 2013? Kalau iya, mungkin informasi sekilas berikut tentang nomor peserta sertifikasi guru 2013 berikut ada manfaatnya untuk anda, sekedar menambah wawasan barangkali. Yuk disimak.

Nomor peserta sertifikasi guru tercantum dalam Format A1. Nomor peserta sertifikasi guru adalah nomor identitas yang dimiliki peserta  sertifikasi  guru  dan  spesifik  untuk  masing-masing  peserta,  oleh  karena  itu  nomor  peserta  tidak  ada  yang  sama,  tidak  boleh  salah,  dan  harus  diingat.  Nomor  peserta  ini  akan  digunakan  terus  oleh  peserta  mulai  pelaksanaan  sertifikasi  guru  sampai  dengan  penyaluran tunjangan profesi guru.

Makna Setiap Digit Nomor Peserta Sertifikasi Guru 2013

Setiap peserta sertifikasi guru tahun 2013 akan mendapatkan nomor  peserta  terdiri  dari  14  digit  yang  masing-masing  digit  mempunyai arti dengan rumusan kode digit sebagai berikut.

  1. Digit  1  dan  2  adalah  kode  tahun  pelaksanaan  sertifikasi  guru yaitu “13”.
  2. Digit 3 dan 4 adalah kode provinsi
  3. Digit 5 dan 6 adalah kode kabupaten/kota  Khusus untuk SLB diisi nomor kode kabupaten/kota dimana guru tersebut mengajar.
  4. Digit  7,  8,  dan  9  adalah  kode  bidang  studi  yang  disertifikasi
  5. Digit 10 adalah kode kementerian: Kementerian Pendidikan Nasional, kode “1”. sedangkan Kementerian Agama, kode “2”.
  6. Digit  11 s.d. 14 adalah nomor urut peserta  sesuai dengan nomor  urut pada SK Penetapan Peserta Sertifikasi Guru. Nomor  urut  dimulai  dari  “0001”  dan  nomor  terakhir  sesuai  jumlah kuota pada masing-masing kabupaten/kota. Khusus untuk SLB nomor urut peserta sesuai dengan nomor urut SK penetapan peserta dari provinsi.

Gambar Penjelasan Urutan Digit Nomor Peserta Sertifikasi Guru 2013

Perhatikan gambar berikut untuk penjelasan lebih gamblang tentang urutan Digit pada nomor peserta sertifikasi guru tahun 2013.
Penjelasan angka-angka (digit) penyusun nomor sertifikasi guru 2013
Penjelasan angka-angka (digit) penyusun nomor sertifikasi guru 2013

Contoh Nomor Peserta Sertifikasi Guru 2013

Guru “B”  adalah peserta sertifikasi guru tahun  2013  yang  mengajar mata  pelajaran  Bahasa  Indonesia  (kode  156)  di  SMP  Negeri  1 provinsi Bali (kode 22) Kabupaten Badung (kode 04) sebagai peserta sertifikasi  guru  tahun  2013,  guru  tersebut  menduduki  urutan rangking  no  “25”  sebagaimana  tertera  pada  daftar  calon  peserta pada AP2SG. Nomor peserta guru “B” adalah: 13 22 04 156 1 0025


Demikian informasi tentang makna (penjelasan) urutan nomor peserta sertifikasi guru tahun 2013 dari blog PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dan Model-Model Pembelajaran. Semoga bermanfaat.

Selasa, 16 Juli 2013

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Beberapa waktu yang lalu blog Penelitian Tindakan Kelas telah mempublikasikan beberapa tulisan tentang Kurikulum 2013 yang telah mulai diberlakukan di beberapa sekolah. Melanjutkan tulisan-tulisan tersebut, kali ini kami akan membagi Apa dan Bagaimana Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 itu. Yuk disimak.

Tujuan Umum Pelatihan Penerapan Kurikulum 2013

Adapun yang menjadi tujuan umum kegiatan Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 yang dilaksanakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah dimulai sejak pertengahan Juni lalu secara bertahap, adalah sebagai berikut.

Guru

Setelah mengikuti kegiatan pelatihan implementasi kurikulum 2013 diharapkan guru  mampu  melaksanakan  tugas  sesuai  dengan  tuntutan  kompetensi  lulusan,  isi,  proses pembelajaran, dan penilaian Kurikulum 2013.

Kepala Sekolah

Setelah mengikuti kegiatan pelatihan implementasi kurikulum 2013 diharapkan kepala sekolah  mampu  mengerahkan  sumber  daya  yang  dimiliki  dalam  rangka  menjamin keterlaksanaan implementasi Kurikulum 2013.

Pengawas Sekolah

Setelah mengikuti kegiatan pelatihan implementasi kurikulum 2013 diharapkan pengawas  sekolah  mampu  memberikan  bantuan  teknis   secara  benar  kepada  sekolah  dalam mengatasi hambatan selama implementasi Kurikulum 2013.

Kompetensi Inti Peserta Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Adapun kkompetensi inti  yang  harus  dicapai  oleh setiap peserta pelatihan penerapan Kurikulum 2013
setelah mengikuti pelatihan adalah sebagai berikut:
  1. Memiliki sikap yang terbuka untuk menerima Kurikulum 2013.
  2. Memiliki keinginan yang kuat untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013.
  3. Memiliki pemahaman yang  mendalam tentang  Kurikulum  2013 (filosofi,  rasional,  elemen perubahan, strategi implementasi, Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD)).
  4. Memiliki  keterampilan  menganalisis  keterkaitan  antara  Standar  Kompetensi  Kelulusan  (SKL), Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Buku Guru, dan Buku Siswa.
  5. Memiliki  keterampilan  menyusun  Rencana  Program  Pembelajaran  (RPP)  dengan  mengacu  pada Kurikulum 2013.
  6. Memiliki keterampilan mengajar dengan menerapkan pendekatan Scientific secara benar.
  7. Memiliki  keterampilan  mengajar  dengan  menerapkan  model  pembelajaran Problem Based Learning, Project Based Learning, dan Discovery Learning.
  8. Memiliki keterampilan melaksanakan penilaian autentik dengan benar.
  9. Memiliki keterampilan berkomunikasi lisan dan tulis dengan runtut, benar, dan santun.

Hasil Kerja yang Diharapkan Dari Peserta Pelatihan Penerapan Kurikulum 2013

Setelah mengikuti  pelatihan diharapkan  guru,  kepala  sekolah,  dan  pengawas sekolah mampu
mewujudkan hasil kerja secara kolektif hal-hal berikut ini.
  1. Analisis SKL, KI, KD untuk jenjang dan mata pelajaran sesuai beban tugasnya, selama satu semester.
  2. Analisis  buku  siswa  dan  buku  guru  untuk  jenjang  dan  mata  pelajaran sesuai  beban  tugasnya, selama satu semester.
  3. Contoh RPP untuk jenjang dan mata pelajaran sesuai beban tugasnya, selama satu semester.
  4. Contoh instrumen penilaian untuk jenjang dan mata pelajaran sesuai beban tugasnya, selama satu semester.

Sasaran Pelatihan Penerapan Kurikulum 2013

Adapun sasaran akhir dari pelatihan ini adalah guru, kepala sekolah dan pengawas. Mengingat jumlah sasaran  akhir  pelatihan  sangat  besar  dan  sebaran  sasaran  akhir  pelatihan  sangat  luas, pelatihan ini menerapkan strategi pelatihan bertahap atau berjenjang. Tahapan atau jenjang pelatihan,  narasumber  yang  akan  bertugas,  serta  sasaran  peserta  dapat dijelaskan pada diagram berikut ini.
3 tahap pelatihan penerapan kurikulum 2013
3 tahap pelatihan penerapan kurikulum 2013

Diagram tersebut menunjukan tiga tahap pelatihan yaitu: Pelatihan Tingkat Nasional, Tingkat Provinsi,  dan Tingkat  Kabupaten/Kota.   Secara  keseluruhan  terdapat tujuh jenis  pelatihan, yakni:  Pelatihan  Instruktur  Nasional,  Pelatihan  Guru  Inti,  Pelatihan  Kepala  Sekolah  Inti, Pelatihan  Pengawas  Inti, Pelatihan  Guru  Kelas/  Mapel,  Pelatihan  Kepala  sekolah,  dan Pelatihan Pengawas.

Adapun struktur materi pelatihan implementasi Kurikulum 2013, untuk Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah dapat dilihat pada tabel berikut:
struktur materi pelatihan implementasi Kurikulum 2013, untuk Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah
Struktur materi pelatihan implementasi Kurikulum 2013, untuk Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah

Penilaian Hasil Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Penilaian meliputitiga ranah yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian  autentik  diterapkan  di  dalam  pelatihan  ini.   Metode  penilaian yang diterapkan di dalam penilaian ini meliputi tes awal, tes akhir, portofolio, dan pengamatan. Setiap calon instruktur nasional, guru inti, kepala sekolah inti, dan pengawas inti dinyatakan lulus apabila mencapai nilai 75 dan memiliki kewenangan untuk melatih.

Anda juga mungkin ingin membaca:

Demikian informasi tentang Apa dan Bagaimana Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 dari blog Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Model-ModelPembelajaran yang dihimpun dari berbagai sumber . Semoga bermanfaat.

Syarat-Syarat Soal Essay yang Baik dan Aturan Penilaian Hasil Tes Essay

Kembali menyajikan tulisan tentang Tes Essay, kali ini blog Penelitian Tindakan Kelas dan Model Pembelajaran akan menguraikan tentang Syarat Soal Essay yang Baik dan Aturan Penilaian Tes Essay. Mari kita simak.

Syarat-Syarat Soal Essay yang Baik

Tentu saja, sebuah soal essay yang nantinya akan menyusun sebuah tes essay harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Ada paling tidak 3 syarat yang harus dipenuhi soal essay yang baik, yaitu: (1) aspek materi soal; (2) aspek konstruksi soal essay; dan (3) aspek bahasa soal. Mari kita bahas satu persatu.

1. Materi Soal Essay

Materi soal yang ujikan harus jelas dan telah dipelajari oleh siswa. Dengan demikian, maka pertanyaan yang diberikan dan juga jawaban yang diminta akan jelas bagi siswa.

2. Konstruksi Soal Essay

Konstruksi soal essay dibuat dalam bentuk kalimat perintah atau kalimat tanya yang menuntut jawaban atau tanggapan terurai, berupa beberapa kalimat atau paragraf dengan mengandung kata-kata tanya seperti mengapa, deskripsikan, uraikan, dsb. Soal essay yang baik tidak mengandung kata-kata tanya seperti siapa, apa, bilamana, dsb. Soal essay juga harus mengandung petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakannya. Apabila pada soal essay digunakan tambahan penjelasan berupa grafik, gambar, diagram, wacana, dsb, dipastikan harus benar-benar dapat bermakna dan berkaitan dengan permasalahan yang diangkat oleh soal tersebut.

3. Bahasa Soal Essay

Bahasa yang digunakan untuk membuat soal essay sebagaimana soal jenis lainnya adalah bahasa yang baku, komunikatif, lugas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda atau jamak.

Contoh Soal Essay

Berikut ini diberikan contoh soal-soal essay

Petunjuk Soal:
Jawablah seluruh pertanyaan-pertanyaan berikut pada lembar jawaban yang disediakan!
  1. Mengapa lingkungan perlu dijaga kebersihannya?
  2. Deskripsikan dengan memberikan contoh-contoh dampak negatif produk ternologi yang menggunakan bahan baku tak terbarukan!
  3. Jelaskan upaya-upaya yang menurutmu dapat dilakukan untuk mengatasi masalah berkurangnya cadangan air tanah!

Aturan Penilaian Hasil Tes Essay 

Untuk melakukan penilaian terhadap jawaban siswa pada hasil tes essay, sebaiknya mengikuti aturan-aturan berikut:

1. Penilaian Berdasarkan Tujuan Pembelajaran yang Diukur

Sebenarnya aturan ini berlaku untuk penulisan soal bentuk apapun, termasuk soal essay. Bilasebuah soal disusun untuk mengukur kemampuan siswa dalam menjelaskan hubungan sebab akibat, maka tentu saja jawabannya harus dinilai berdasarkan ketajaman uraian siswa mengenai hubungan sebab akibat seperti yang dikehendaki rumusan soal. Faktor-faktor lain seperti tata bahasa dan tulisan seharusnya diabaikan, bila faktor-faktor memang tidak dimasukkan ke dalam faktor yang ingin dinilai.

2. Gunakan Kunci Jawaban untuk Soal Essay Tipe Jawaban Terbatas

Kunci jawaban sebenarnya hanya dapat digunakan untuk soal-soalessay tipe jawaban terbatas. Prosedur yang dapat dilakukan guru untuk ini yaitu pertama-tama menuliskan kunci jawaban masing-masing soal essay dengan jawaban terbatas tersebut, kemudian menentukan nilai atau skor untuk bagian-bagiannya yang ditanyakan dalam soal, misalnya keseuaian contoh, isi, dan pengorganisasian jawaban.

3. Gunakan Metode Peringkat Berkriteria untuk Soal Essay Tipe Jawaban Bebas

Untuk soal essay dengan tipe jawaban bebas, melakukan penilaian lebih sulit. Karena kunci jawaban sulit dibuat, maka si pengoreksi dapat membuat peringkat lembar jawaban dengan cara menilainya berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria penentuan kualitas jawaban siswa ditentukan oleh sifat pertanyaan dan tujuan pembelajaran yang ingin diukur pencapaiannya oleh siswa. Misalnya, apabila siswa diminta untuk menguraikan rencana lengkap pembuatan tes hasil belajar, maka kriterianya dapat mencakup: (1) kelengkapan rencana, misalnya rumusan tujuan pembelajaran, tabel spesifikasi, dan contoh soal yang sesuai; (2) kejelasan dan ketepatan uraian setiap langkah yang diajukan; serta (3) ketepatan pengintegrasian bagian-bagiannya.

Pada umumnya kualitas jawaban siswa dapat dibagi menjadi 5 kategori atau peringkat yang diberi tanda 1 sampai 5, disesuaikan dengan kriteria yang telah ditentukan oleh guru. Dasar penyusunan peringkat kualitas jawaban siswa dapat lebih seragam dengan cara, sebelum menentukan peringkat guru membaca dua kali jawaban siswa. Pada waktu pertama kali menbaca jawaban siswa, guru sudah dapat mengelompokkan peringkat jawaban ke dalam peringkat 1, 2, 3, 4, atau 5. Pada kegiatan membaca yang kedua kali, guru membaca jawaban siswa dalam setiap kelompok peringkat, dan jika diperlukan membetulkan posisi peringkat (kelompok) yang tepat bagi jawaban siswa tersebut. Susah dan melelahkan memang, tetapi sepadan dengan manfaat penggunaan soal essay bentuk jawaban bebas yang sangat bagus untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dimiliki siswa.

4. Periksa Semua Jawaban Soal yang Sama, baru Periksa Nomor Soal Berikutnya

Dalam usaha mempertahankan standar penilaian yang seragam, guru harus memeriksa seluruh jawaban terhadap soal yang sama dan bukannya memeriksa semua jawaban yang ditulis oleh seorang siswa dan kemudian berpindah ke lembar jawaban siswa yang lain. Periksalah dahulu jawaban soal nomor 1 dari seluruh lembar jawaban. Setelah selesai baru berpindah ke soal nomor 2, dan seterusnya. Dengan menilai semua jawaban siswa pada soal yang sama terlebih dahulu, maka penilaian guru terhadap setiap soal terpisah dari soal lainnya.

5. Tutupi Identitas Siswa

Mengabaikan identitas penulis jawaban (siswa) sangat penting saat melakukan penilaian atau koreksi lembar jawaban soal essay. Penilaian harus didasarkan pada jawaban bukan sang penulis jawaban. Seringkali ditemukan guru terpengaruh oleh nama penulis jawaban. Karena itu, sangat baik, sebelum lembar jawaban dikoreksi, tutuplah dahulu identitas siswa yang tertera pada lembar jawaban agar tidak mempengaruhi hasil penilaian.

6. Bila Mungkin Menggunakan Dua Penilai atau Lebih 

Cara paling baik untuk menelaah reliabilitas hasil tes ialah dengan cara mempersilakan seorang penilai lainnya untuk kembali melakukan koreksi. Meskipun pada praktiknya cara ini sulit sekali dilakukan, pada saat-saat tertentu ada baiknya dilakukan oleh sesama kolega yang profesional. Praktek semacam ini sangat diperlukan untuk pengambilan keputusan yang penting, misalnya menentukan siapa siswa terbaik, atau pemberian penghargaan sejenis lainnya.

Baca juga tulisan terkait Soal Essay dan Tes Essay, yaitu:

Demikian uraian mengenai Syarat-Syarat Soal Essay yang Baik serta Aturan-Aturan Penilaian Hasil Tes Essay dari blog Penelitian Tindakan Kelas dan Model Pembelajaran. Semoga bermanfaat.
Serial tulisan tentang Tes Essay di blog Penelitian Tindakan Kelas masih akan kita lanjutkan. Kali ini kita membahas Bagaimana Aturan Penulisan Soal Essay untuk Menyusun Tes Essay. Mari disimak.

Aturan Penulisan Soal Essay

Ada aturan-aturan tertentu yang harus dipenuhi dalam menulis soal-soal berbentuk essay. Hal ini penting untuk diketahui agar soal essay yang dibuat oleh guru nantinya jelas, tidak memiliki makna jamak (ganda). Untuk dapat membuat soal essay yang baik guru harus  memperhatikan aturan-aturan berikut:

Soal Essay Digunakan untuk Mengukur Tujuan Belajar yang Kompleks

Jangan sekali-kali menggunakan soal essay untuk tujuan pembelajaran tingkat pengetahuan (C1), karena tentu akan tidak cocok. Sementara itu untuk tujuan pembelajaran tingkat pemahaman (C2), penerapan/aplikasi (C3), dan analisis (C4), pengukurannya dapat dilakukan baik dengan menggunakan tes obyektif maupun tes essay. Meskipun demikian penggunaan tes obyektif harus lebih diutamakan. Soal essay sebaiknya baru diterapkan apabila siswa dituntut untuk memberikan penjelasan atau alasan, menyatakan jenis hubungan, menguraikan data dan merumuskan kesimpulan. Apabila tujuan pokoknya adalah untuk meminta siswa merumuskan sendiri jawabannya maka sebaiknyalah digunakan soal essay dengan jawaban terbatas.

Soal obyektif dan soal essay dengan jawaban terbatas sebenarnya kurang bermanfaat bila digunakan untuk mengukur kemampuan siswa melakukan sintesis (C5) dan mengevaluasi (C6). Untuk mengukur kemampuan berpikir siswa pada tingkatan sintesis dan evaluasi sebaiknya digunakan soal jenis dengan jawaban bebas. (Lihat tulisan sebelumnya tentang 2 macam soal essay).

Hubungan Selangsung antara Pertanyaan dengan Tujuan Pembelajaran yang Diukur

Soal esaay tidak akan dapat mengukur tujuan pembelajaran yang kompleks bila soal itu tidak betul-betul dirumuskan untuk kepentingan tersebut. Setiap soal essay yang dibuat guru harus ditujukan untuk mengukur satu tujuan pembelajaran atau lebih. Karena itulah, sama juga dengan bentuk soal yang lain, soal essay dalam pembuatannya harus didahului oleh penentuan tujuan pembelajaran yang berikutnya dijadikan dasar penyusunan soal essay.

Umumnya soal essay dengan jawaban bebas (soal essay tipe kedua), digunakan untuk mengukur sejumlah sasaran belajar. Hal ini jugalah yang membuat relatif sulitnya menyusun soal essay tipe ini. Rumusan soal yang terlalu rinci cenderung akan membatasi kebebasan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan. Cara yang mungkin dapat digunakan untuk menghindari masalah ini adalah dengan memberikan kriteria yang digunakan dalam mengevaluasi hasil tes. Misalnya, jawaban anda akan dinilai dari  sisi kedalamannya, relevansi argumentasi, kesesuaian contoh-contoh yang diberikan, dan kerapian organisasi penulisan jawaban. 

Tugas-Tugas Siswa Dirumuskan Secara Jelas dalam Soal

Menyusun soal essay yang dapat dipahami siswa dengan baik relatif sukar. Agar tugas-tugas yang diminta kepada siswa menjadi jelas, guru dalam menyusun soal essay harus memperhatikan pemilihan kata, rumusan kalimat dan anak kalimat dengan hati-hati. Jangan menggunakan kata-kata seperti apakah, siapa, kapan, sebutkan, dan tuliskan. Kata-kata tersebut dapat membuat pembatasan pada jawaban siswa, padahal guru menghendaki jawaban yang bebas. Tujuan pembelajaran yang kompleks (berpikir tingkat tinggi) umumnya dapat dimulai pertanyaannya dengan kata-kata seperti mengapa, jelaskan, uraikan, bandingkan, hubungkan, interpretasikan, nilailah, dan kata-kata lain yang sejenis.

Ada suatu cara yang cukup baik digunakan untuk mengecek kejelasan rumusan soal essay dengan jawaban bebas yang dibuat guru, yaitu dengan mencoba untuk menuliskan jawabannya. Melalui cara ini maka guru akan dapat menemukan rumusan yang kurang tepat atau mungkin bermakna jamak (ganda), dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk berpikir dan menulis jawaban. Guru dapat pula meminta bantuan teman guru lainnya untuk mengecek soal essay yang dibuat untuk meningkatkan kualitasnya.

Jangan Menyediakan Pilihan Pertanyaan

Seringkali ditemukan di lapangan guru menyediakan pilihan pertanyaan essay yang dapat dijawab. Hal yang benar adalah sebaiknya semua siswa diharuskan menjawab semua soal yang diberikan, sehingga tidak akan meimbulkan kesulitan bagi guru untuk mengevaluasinya. Apabila guru menyediakan pertanyaan-pertanyaan yang dapat dipilih untuk dijawab maka siswa tentu saja akan memilih pertanyaan-pertanyaan yang dapat menjawabnya. Akibatnya hasil tes tidak representatif untuk menggambarkan kemampuan siswa secara lengkap.Walaupun demikian, ada kalanya dapat disediakan pilihan soal, misalnya apabila soal essay hanya digunakan untuk mengukur keterampilan menulis, kreativitas, atau hasil tugas individual. Untuk inipun, pilihan soal tetap harus lebih hati-hati dirumuskan.

Memberi Waktu yang Cukup

Untuk menjawab soal-soal essay yang notabene digunakan guru untuk mengukur keterampilan-keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka siswa perlu diberikan waktu yang cukup untuk berpikir dan menuliskan jawabannya. Batas waktu mengejakan soal tentu selalu ada. Biasanya ada kecendrungan yang kurang baik di lapangan, yaitu guru memberikan banyak soal essay dengan waktu yang tidak mencukupi. Hal ini tentu tidak baik karena siswa tidak mempunyai cukup waktu untuk berpikir, begitupun waktu untuk menuliskan jawaban mereka. Solusi terbaik untuk membuat cakupan materi pembelajaran yang lebih luas adalah dengan memberikan sedikit soal essay, akan tetapi dilakukan lebih sering (banyak), sehingga tes essay yang dilakukan guru dapat lebih representatif. Siswa dapat diefektifkan dalam memanfaatkan waktu dengan cara diberikan batasan waktu untuk pengerjaan setiap butir soal, atau dapat juga dengan memberikan batasan jumlah halaman jawaban.

Tulisan sebelumnya tentang tes essay yang mungkin juga ingin anda baca:

Demikian tulisan berseri tentang Tes Essay yang berjudul Aturan Penulisan Soal Essay dari blog PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dan Model Pembelajaran. Semoga bermanfaat.

Senin, 15 Juli 2013

Masih melanjutkan seri tulisan tentang tes essay, kali ini blog kesayangan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dan Model-Model Pembelajaran akan mengulas tentang 2 macam bentuk soal essay yang biasa digunakan dalam menyusun tes essay. Mari kita simak.

Macam-Macam Bentuk Soal Essay

Jawaban terhadap soal essay mempunyai tingkatan kebebasan menjawab yang bervariasi. Siswa dapat dituntut untuk menjawab secara singkat dan tepat, atau dapat pula diberikan suatu kebebasan untuk merumuskan jawabannyasendiri. Nah, berdasarkan jawaban  soal yang dituntut kepada siswa yang mengerjakan tes essay ini, maka soal-soal yang menyusun tes essay dapat dibedakan paling tidak menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Soal Essay dengan Jawaban Terbatas

Soal essay jenis pertama, yaitu soal essay dengan jawaban terbatas. Soal essay jenis ini sangat menekankan pada batas jumlah jawaban yang diberikan siswa. Soal essay dengan jawaban terbatas biasanya mengandung permasalahan yang terbatas dan jawabannya sudah ditentukan spesifikasinya. Kata-kata kerja operasional yang digunakan dalam soal ini merupakan ciri khas yang membuat kita dapat dengan mudah membedakannya dari tipe soal essay yang kedua (soal essay dengan jawaban bebas), yaitu adanya penggunaan kata seperti: definisikan, sebutkan, berilah alasan singkat. Selain itu batasan mengenai ruang lingkup jawaban dapat pula disertakan pada petunjuk mengerjakan soal.

Contoh Soal Essay dengan Jawaban Terbatas

Berikut ini beberapa contoh yang dapat diberikan untuk mempermudah kita mengenali tipe soal essay dengan jawaban terbatas:
  1. Uraikanlah manfaat soal pilihan ganda dan soal essay untuk dapat mengukur tujuan pembelajaran yang tergolong ke dalam kategori pemahaman (C2), jawaban tidak boleh lebih dari halaman yang tersedia!
  2. Pak Modin ingin mengukur kemampuan siswanya dalam menginterpretasi data secara tertulis
  • Uraikan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Pak Modin!
  • Beri alasan untuk menunjang pentingnya langkah-langkah tersebut!
Ada sisi positif dan negatif penerapan pembatasan jawaban soal essay baik dalam hal bentuk jawaban maupun ruang lingkup seperti kedua contoh soal di atas. Sisi positifnya adalah, soal seperti ini dapat dirumuskan dengan lebih mudah, dapat dikaitkan secara langsung dengan tujuan pembelajaran, dan mudah dalam melakukan penskoran (koreksi). Sementara itu, sisi negatifnya adalah guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengorganisasikan, menyusun, mengemukakan pendapatnya sendiri. Sisi negatif yang demikian menjadikan soal essay tipe jawaban terbatas hanya dapat digunakan untuk mengukur tujuan pembelajaran kategori pemahaman (C2), aplikasi (C3), dan analisis (C4), dan kurang sesuai untuk mengukur tujuan pembelajaran kategori sintesis (C5) dan evaluasi (C6).

2. Soal Essay dengan Jawaban Bebas 

Adapun jenis soal essay yang menyusun tes essay yang kedua adalah soal essay dengan jawaban bebas. Soal essay dengan jawaban bebas akan memberikan siswa kesempatan seluas-luasnya untuk merumuskan sendiri jawabannya. Walaupun demikian, soal essay dengan jawaban bebas seringkali juga masih tetap diberi batasan-batasan tertentu, seperti lama waktu mengerjakan soal dan jumlah halaman jawaban. Batasan terhadap bentuk jawaban dan isi dibuat seminimal mungkin. Pada prinsipnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan keterampilan mereka dalam melakukan sintesis dan evaluasi. Pengontrolan atau pembatasan hanya terbatas pada upaya agar soal essay yang bersangkutan dapat mengungkapkan keterampilan kognitif yang dikehendaki.

Contoh Soal Essay Kategori Sintesis (C5) dengan Jawaban Bebas

Untuk mata pelajaran yang akan anda ajarkan, susunlah rencana yang lengkap untuk mengevaluasi hasil belajar siswa. Cantumkan prosedur yang akan anda ikuti, soal yang akan anda gunakan dan alasan pemilihannya!

Contoh Soal Essay Kategori Evaluasi (C6) dengan Jawaban Bebas

Siswa diberikan tes hasil belajar yang lengkap termasuk kesalahan-kesalahan dalam petunjuk soalnya, pada soal-soalnya, dan pada urutan soalnya. Kemudian kepada siswa diberikan tugas sebagai berikut: Tuliskan penilaian yang kritis terhadap tes ini berdasarkan kriteria evaluasi, aturan dan patokan untuk membuat soal yang yang tercantum pada buku anda. Tuliskan pula secara rinci analisis terhadap kelemahan dan kebaikan tes, serta evaluasi terhadap kualitas dan kemungkinan keefektifannya!

Soal essay dengan jawaban bebas (soal essay jenis kedua) memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara kreatif melakukan pengintegrasian ide, melakukan evaluasi secara menyeluruh, dan mendekati masalah dengan penggunaan problem solving. Tujuan pembelajaran semacam ini tentu saja tidak dapat diukur dengan bentuk-bentuk soal yang lain. Tetapi seringkali muncul masalah tentang bagaimana melakukan koreksi (penskoran jawaban) agar diperoleh angka yang reliabilitasnya tinggi. Tugas ini tentu sangat sulit dan membutuhkan waktu yang lama. Walaupun demikian, mengingat pentingnya kategori tujuan pembelajaran sintesis (C5) dan evaluasi (C6), tentu tugas yang berat tersebut banyak imbalannya.

Tulisan sebelumnya yang mungkin berkaitan dengan Tes Essay:
Perbedaan Tes Obyektif dengan Tes Essay
15 Petunjuk Guru Saat Mempersiapkan Tes
Karakteristik Tes Essay

Demikian tulisan tentang 2 jenis soal tes essay dari blog kesayangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), semoga bermanfaat untuk kita semua. 
Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!